×
Market Anomali, Trader Dengan Equity Besar Pemenangnya!

Hallo Traders!

Market XAU/USD, Forex, hingga Indeks di 2 hari terakhir mengalami anomali, dimana tidak sejalan dengan teknikal maupun fundamental. Anomali ini sudah terpantau terjadi di minggu pertama bulan September 2024.
Anomali trade adalah fenomena menarik dalam dunia perdagangan di mana pasar berperilaku di luar pola yang diharapkan atau yang telah diamati dalam jangka waktu tertentu. Anomali-anomali ini dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti pergerakan harga yang tiba-tiba atau tren yang tidak sesuai dengan pola historis.
Pasar disebut mengalami Anomali apabila dalam suatu waktu tertentu ada pembentukan dan pengulangan pola atau mengalami perubahan yang dapat diprediksi. Anomali menyebabkan investor dapat membuat pendugaan karena pergerakan harga pair terpola pada saat tertentu, tidak lagi bergerak secara random atau acak. 

Ada banyak faktor yang menyebabkan Anomali Market. Tentu faktor faktor ini sesuai dengan pola logis dari market sendiri, baik futures ataupun spot.
Mari kita simak Penyebab dan Solusi dari Anomali Market!

1. Liquidity trade merujuk pada strategi perdagangan yang memanfaatkan likuiditas pasar. Likuiditas menggambarkan sejauh mana pasar dapat menyerap volume perdagangan tanpa menyebabkan perubahan harga yang signifikan. Trader yang menggunakan liquidity trade berusaha memasuki atau meninggalkan posisi perdagangan dengan minimal dampak pada harga pasar.
Liquidity akan terjadi untuk mengejar area supply dan demand, baik untuk jangka 15 menit, 30 menit, bahkan harian sekalipun. Disaat anomali, market akan mengejar area liquidity yang berbanding terbalik dengan teknikal ataupun fundamental yang terjadi.

2. Membuat range candlestick monthly, meskipun dijelaskan secara teknikal hal ini merupakan hal yang normal, akan tetapi ketika market membuat range untuk candlestick monthly dalam jangka yang sangat pendek, bisa dibilang market sedang mengalami anomali. Sebagai contoh, harga XAU/USD memiliki harga low di $2471 dan high di $2525 dalam jangka waktu 2 hari, yang seharusnya range harga tersebut terbentuk dalam jangka waktu 1 bulan. Hal ini akan membuat pergerakan candlestick kencang dan bergerak tidak beraturan, tidak sesuai dengan teknikal maupun fundamental.

Momen momen ini bisa membawa apes ke trader, terutama untuk trader pemula yang baru saja belajar trading. Trader pemula akan mengasumsi bahwa market trading hanya membuat rugi, tanpa ada sebab yang jelas. Oleh dari itu, Traders juga harus tau solusi yang perlu disiapkan untuk melewati fase anomali ini.
Berikut adalah Solusi untuk Trader baik professional ataupun pemula bisa melewati fase anomali market:

1. Pasang SL. Stop Loss sering dipandang setengah mata oleh Trader dikarenakan akan menutup posisi rugi secara otomatis. Namun, apa bisa dibayangkan apabila Trader tidak memakai SL saat trading? Tentu equity akan terseret jauh dan bisa menyebabkan kerugian yang lebih banyak dibanding tidak menggunakan stoploss. Maka dari itu Trader diharuskan untuk disiplin terhadap pemasangan stoploss.


2. Equity Besar Pemenangnya. Traders, tanpa disadari, memang trading merupakan sarana mendapatkan uang secara digital dan mudah, namun apakah setiap modal kecil akan memberikan return profit secara besar-besaran? Tentu saja tidak. Seperti ilmu dagang pada umumnya, pemilik usaha / investor harus memiliki dana longgar untuk bisa memaintenance usahanya tersebut. Sebagai contoh, tidak ada pedagang nasi padang hanya bermodal 100 ribu rupiah, apabila itupun terjadi maka pedagang harus siap kehilangan 100 ribu itu dikarenakan resiko resiko yang tidak bisa diprediksi, seperti dagangan tidak laku ataupun tidak terjual. Sama seperti trading, Traders juga harus menyediakan dana longgar supaya menghadapi resiko saat anomali market, Traders bisa survive dan mempertahankan posisi perdagangannya dengan resiko yang lebih kecil. Semakin besar modal, akan semakin kecil resikonya. Sama seperti ilmu dagang pada umumnya. 

3. BEP atau Break Even Point. Apabila traders memiliki dana longgar, akan memudahkan trader untuk memanage posisi. Break Even Point sudah sangat familiar di kalangan trader ataupun pembisnis. BEP merupakan metode
 di mana tingkat penjualan dan biaya produksi berada pada posisi yang sama sehingga perusahaan tidak menghasilkan keuntungan atau mengalami kerugian. Di dalam trading, BEP dikenal dengan sebutan "Layering" dengan tujuan untujk menutup kerugian yang sudah terjadi.
Sebagai contoh:

Gold Buy 1 lot di $2500, ketika harga turun di $2490, maka posisi tersebut akan minus sebesar -$1000. Di posisi ini, ketika Traders memiliki equity dana longgar, traders bisa melakukan BEP dengan membeli lagi 1 lot di harga $2490 dan menjual posisinya secara bersamaan di $2495. Ketika harga sudah mencapai $2495, maka posisi buy yang pertama akan berkurang minusnya menjadi -$500 dan posisi buy kedua memiliki profit $500. Dari situ, trader bisa mendapatkan equitynya lagi, dan bisa memulai trading lagi ketika anomali pasar sudah selesai.



Dari beberapa cara, itulah yang bisa Traders terapkan ke portofolio masing-masing. Tentu, masih banyak cara untuk bisa memanage portofolio trading, dan cara tersebut merupakan rekomendasi untuk menghadapi anomali market seperti saat ini. Semoga penjelasan ini membantu dan bisa berguna untuk portofolio anda masing-masing.