WTI bertahan di atas $65,00, diperdagangkan mendekati level tertinggi tiga minggu karena tekanan meningkat pada Minyak Rusia
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) melanjutkan penguatannya untuk sesi keempat berturut-turut, diperdagangkan di kisaran $65,10 per barel selama jam perdagangan Asia pada hari Jumat. Harga WTI naik mendekati level tertinggi tiga minggu karena kekhawatiran pasokan yang ada, didorong oleh tekanan pada Minyak Rusia terkait konflik Ukraina-Rusia.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk berhenti membeli minyak Rusia dalam upaya memperketat tekanan terhadap Moskow terkait konflik Ukraina. Selain itu, Washington juga akan menjatuhkan sanksi mulai 1 Oktober terhadap perusahaan minyak milik Rusia, NIS, yang mengoperasikan satu-satunya kilang minyak di negara itu. Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri Kementerian Keuangan AS pertama kali memberikan sanksi kepada sektor minyak Rusia pada 10 Januari, memberi Gazprom Neft waktu 45 hari untuk melepas kepemilikan sahamnya di NIS.
Reuters mengutip analis IG, Tony Sycamore, yang mengatakan, "Keuntungan tersebut didukung oleh serangan pesawat nirawak Ukraina yang terus-menerus yang menargetkan infrastruktur minyak Rusia, peringatan NATO kepada Rusia bahwa mereka siap untuk menanggapi pelanggaran wilayah udaranya di masa mendatang, dan langkah Rusia untuk menghentikan ekspor bahan bakar utama."
Penurunan kapasitas penyulingan minyak telah membuat Rusia hampir memangkas produksi minyak mentah, dan beberapa wilayah sudah mengalami kekurangan bahan bakar jenis tertentu. Pada hari Kamis, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengumumkan bahwa larangan sebagian ekspor solar akan diberlakukan hingga akhir tahun, sekaligus memperpanjang larangan ekspor bensin yang sudah ada.
Penurunan kapasitas penyulingan minyak telah membuat Rusia hampir memangkas produksi minyak mentah, dan beberapa wilayah sudah mengalami kekurangan bahan bakar jenis tertentu. Pada hari Kamis, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengumumkan bahwa larangan sebagian ekspor solar akan diberlakukan hingga akhir tahun, sekaligus memperpanjang larangan ekspor bensin yang sudah ada.
Kenaikan harga minyak mentah dapat tertahan di tengah ketidakpastian seputar sikap kebijakan Federal Reserve (Fed). Presiden Fed Chicago, Austan Goolsbee, menyatakan bahwa ia tidak ingin melakukan pelonggaran kebijakan lebih lanjut selama inflasi berada di atas target dan bergerak ke arah yang salah. Sementara itu, Gubernur Fed Stephen Miran, pembuat kebijakan terbaru Fed, lebih memilih pemotongan suku bunga yang lebih agresif sebesar 0,50% untuk mencegah keruntuhan pasar tenaga kerja.
Share this Post



